BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kanker
kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang
tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke
bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka
kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena, akan
tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma
sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan
karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non
melanoma. Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun
faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan
faktor utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak
terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan
sinar matahari.
Kanker
kulit non malenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika
Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000
kasus. Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit
merupakan salah satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian yang
meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit pada
tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan
70 ± 80% dari semua kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih
bermakna karena kemampuan metastasinya.
Melanoma maligna
ialah neoplasma maligna yang berasal dari sel melanosit,
melanoma termasuk kanker
kulit yang sangat ganas, bisa terjadi metastasis luas dalam waktu singkat
melalui aliran limfe dan darah ke alat-alat dalam selain di kulit dapat pula terjadi pada mukosa. Di Amerika
Serikat melanoma maligna merupakan tumor ganas nomor 6 atau 7 terbanyak.
Melanoma maligna dapat
terjadi pada semua usia dan paling banyak pada usia 35-55 tahun, insidensi pada
pria sama dengan wanita, faktor risiko yang diketahui untuk terjadinya melanoma
antara lain : Congenital nevi>5% dari luas permukaan tubuh, riwayat melanoma
sebelumnya, faktor keturunan, dysplastic nevi syndrome, terdapat 5 nevi
berdiameter >5mm, terdapat 50 nevi berdiameter >2mm, riwayat
paparan/terbakar sinar matahari terutama pada masa anak-anak, ras kulit putih, hereditas, tinggal di daerah tropis.
1.2. Rumusan Masalah
Apa
konsep teori dari melanoma mligna dan bagaimana asuhan keperawatan pada klien
dengan melanoma maligna ?
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan
Umum
Adapun
tujuan umumnya adalah untuk memenuhi Tugas blok integumen pada kasus melanoma
maligna serta untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai melanoma
maligna.
1.3.2 Tujuan
Khusus
1.
Mahasiswa mampu memahami definisi dari melanoma maligna.
2.
Mahasiswa mampu memahami etiologi dari melanoma maligna.
3.
Mahasiswa mampu memahami Manifestasi
klinis dari melanoma maligna.
4.
Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan
diagnostic yang dibutuhkan untuk melanoma
maligna.
5.
Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan
dari melanoma maligna.
6.
Mahasiswa mampu memahami komplikasi dari
melanoma maligna.
7.
Mahasiswa mampu memahami patofisiologi
dari melanoma maligna.
8.
Mahasiswa mampu memahami WOC dari melanoma maligna.
9.
Mahasiswa mampu memahami asuhan
keperawatan dari melanoma maligna
1.4. Manfaat
Penulisan
Penulis
berharap dari adanya penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat kebanyak pihak diantaranya sbb :
- Bagi penulis, memberikan gambaran mengenai MELANOMA MALIGNA secara umum dan terperinci.
- Bagi mahasiswa, dapat di manfaatkan dan digunakan oleh teman-teman sebagai bahan referensi terkait masalah MELANOMA MALIGNA dan penerapannya pada bidang ilmu Kesehatan, selain itu juga dapat bermanfaat sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut
- Pihak umum, sebagai bahan bacaan, sumber informasi dan referensi terkait masalah penyakit MELANOMA MALIGNA.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Definisi
Melanoma
adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen (melanosit) yang terletak
terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata, telinga, saluran pencernaan,
leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma hanya 4% dari
semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian terkait
kanker kulit di seluruh dunia. Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik
untuk mengurangi kematian. (Arif Mutaqqin, 2012).
Melanoma
maligna adalah tahi lalat atau bercak kecoklatan kulit yang ganas dan merupakan
kanker kulit yang paling berbahaya. Kanker ini berkaitan dengan pajanan yang berlebihan
terhadap radiasi ultra violet paling sering menyerang individu berkulit terang
dan berambut pirang atau merah. Penyakit ini ditandai perubahan dalam warna,
bentuk dan ukuran tahi lalat atau tahi lalat yang berdarah atau gatal.
Prognosis bergantung pada ketebalan breslow penetapan stadium yang melibatkan
penetuan status kelenjar limfe dengan biopsi kelenjar sentinel. Karsinoma sel
basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit yang paling sering penyakit ini
umum nya terkalit dengan pajanan terhadap sinar matahari yang berlansung
bertahun-tahun. Misalnya individu yang bekerja di luar (pekerja bangunan) atau
mereka yang berkulit terang dan tinggal di dekat khatulistiwa meskipun
menyebabkan kerusakan lokal yang luas namaun kanker ini tidak pernah bermetatastis.
Karsinoma sel skuamosa adalah sel kanker invasit yang jika di biarkan dapat
bermetastatis. Terapi kanker ini mungkin eksisi yang luas. (Eksklopedia
keperawatan: 2009 hal 334 – 335).
2.2.
Epidemologi
Melanoma maligna
predileksi pada orang kulit putih,wilayah Queensland Australia merupakan daerah
insiden tinggi yang terkenal. Pada tahun 1982 insidennya pada pria 18/100.000,
pada wanita 17,6/100.000, angka itu masih terus meningkat. Amerika Serikat dalam
60 tahun silam memiliki pertumbuhan insiden melanoma maligna yang tercepat,
pada tahun 1935 dari 1500 orang Amerika Serikat ada 1 orang menderita melanoma
maligna, tahun 1987 dari 135 orang ada 1 orang, pada tahun 2000 sudah
berkembang menjadi dari 75 orang ada 1 menderita tumor ini, di kalangan kulit
berwarna kejadian melanoma maligna lebih rendah. Di Amerika, didapatkan data
enam dari tujuh penderita kanker ini meninggal dunia dan jumlah orang yang
terserang meningkat dari tahun ke tahun angka kejadian dan kematian penyakit
ini secara jelas lebih tinggi dari penduduk yang jauh dari Katulistiwa.
Melanoma Maligna bisa berkembang dari tahi lalat timbul yang sudah ada atau
yang baru muncul.
Asia Tenggara
termasuk kawasan Katulistiwa, insiden melanoma maligna belum terdata secara
tepat, tapi dalam beberapa kesempatan bakti sosial sudah menemukan 6 kasus,
tampaknya penyakit ini tidak jarang terjadi di wilayah ini. Insiden diantara
kulit pria kulit putih meningkat 5,1% setiap tahun,93,3% secara keseluruhan,
sedangkan pada wanita peningkatan hanya sebesar 3,8% pertahun,6,7 secara
keseluruhan. Melanoma maligma lebih sering terjadi kulit putih. Tempat yang
paling sering terkena pada kulit gelap dalah telapak tangan, telapak kaki, jari
tangan dan kaki, dan membare mukosa. Melanoma dapat terjadi pada usia remaja
dan awal dua puluh tahun dan tiga puluh tahun. Bukti epidemiologis yang
melibatkan pamparan matahari dalam menyebabkan melanoma didukung oleh bukti
biologis bahwa kerusakan yang disebabkan oleh radiasi ultraviolet khusunya
kerusakan DNA,memaikan peran inti dalam patogenesis tumor ini.
2.3.
Anatomi & Fisologi
1.
Ciri-ciri Kulit
a.
Pembungkus yang elastis yang melindungi
kulit dari pengaruh lingkungan.
b.
Alat tubuh yang terberat : 15 %
dari berat badan.
c.
Luas : 1,50 – 1,75 m.
d.
Tebal rata – rata : 1,22mm.
e.
Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada
telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5 mm
2.
Anatomi Fisiologi
Bagian dan Lapisan Kulit :
Bagian dan Lapisan Kulit :
a.
Epidermis
Terbagi atas 4 lapisan:
Terbagi atas 4 lapisan:
1.
Lapisan basal / stratum germinativum
2.
Lapisan Malpighi/ stratum spinosum.
3.
Lapisan epidermis yang paling tebal.
4.
Lapisan Granular / s. granulosum.
5.
Lapisan tanduk / korneum.
Setiap
kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel
yaitu:
1.
Sel merkel.
2.
Sel langerhans
b. Dermis
Terdiri
dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan: pars papilaris (terdiri dari
sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak
darah dan akar rambut, kelenjar keringat dan k. sebaseus.
c. Subkutis
Lapisan
terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak, merupakn
jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti
otot dan tulang sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan
panas, sebagai bantalan terhadap trauma, sebagai tempat penumpukan energi.
2.4.
ETIOLOGI
1.
Sinar Matahari.
Sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar UVB. Lapisan ozon
yang berada di atas bumi yang dianggap sebagai penahan sinar UVB sampai ke
bumi. Meningkatnya pemakaian bahan-bahan kimia tertentu dapat menyebabkan
lapisan ozon tersebut pecah sehingga mengakibatkan pancaran sinar UVB langsung
mengenai bumi. Hal ini akan meningkatkan kejadian kanker kulit. Selain sinar
matahari sinar pengion yang dipakai untuk pengobatan (radiasi atau radioterapi)
juga dapat menimbulkan kanker kulit.
2.
Hereditas.
Genetic (ada sejak lahir) apabila orangtua mempunyai riwayat kanker
kulit sehingga resiko penurunan penyakit kepada anak lebih besar.
3.
Umur.
Wanita tidak sama dengan laki-laki dengan frekuensi tertinggi ditemukan
pada umur 30-60 tahun, jarang pada anak.
4.
Iklim.
Perubahan iklim dan penipisan lapisan ozon dapat memungkinkan lebih
banyak sinar ultraviolet atau UV untuk mencapai permukaan bumi. Hal ini dapat
menyebabkan kanker kulit.
5.
Ras Kulit.
Seseorang yang berkulit cerah dan kurang berpigmen
mempunyai resiko tinggi mendapat tumor melanoma maligna.
2.5.
Patofisiologi
Melanoma
bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan berpigmen pada kulit
yang normal paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar matahari,
tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen. Melanoma
mudah menyebar kebagian tubuh yang jauh (metastase), dimana akan terus tumbuh
dan menghancurkan jaringan. Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam
kulit, maka semakin besar peluang untuk menyembuhkannya, jika melanoma telah
tumbuh jauh ke dalam kulit akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah
bening dan pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan
atau tahun. Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi
oleh kekuatan pertahanan sistem kekebalan tubuh. Beberapa penderita yang
keadaan kesehatannya baik bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun meskipun
melanomanya telah menyebar.
Tanda-tanda peringatan akan
terbentuknya melanoma
- bintik atau tahi lalat berpigmen (terutama yang berwarna hitam atau biru tua) yang semakin membesar
- Perubahan warna pada tahi lalat, terutama pigmentasi merah, putih dan biru di kulit sekelilingnya
- Perubahan pada kulit diatas bintik yang berpigmen, misalnya perubahan konsistensi atau bentuk
- Tanda- tanda peradangan pada kulit di sekitar tahi lalat
Melanoma berasal
dari melanosit yang timbul dari puncak saraf dan bermigrasi ke epidermis, uvea,
meninges, dan mukosa ectodermal. Melanosit berada di kulit dan menghasilkan
melanin pelindung yang terkandung dalam lapisan basal epidermis di antara
dermis dan epidermis. Melanoma dapat berkembang di atau dekat lesi yang sudah
ada sebelumnya atau di kulit yang tampak sehat. Sebuah melanoma ganas yang
berkembang dalam kulit yang sehat dapat dikatakan timbul de novo, tanpa bukti
adanya lesi sebelumnya. Banyak dari melanoma yang diinduksi oleh radiasi
matahari risiko terbesar yang disebabkan paparan sinar matahari yang dapat
menyebabkan melanoma dikaitkan dengan terbakar oleh sinar matahari secara akut,
intens, dan berselang. Risiko ini berbeda dibandingkan dengan kanker sel
skuamosa dan basal kulit, yang terkait dengan lama, paparan sinar matahari
jangka panjang. Melanoma juga dapat terjadi didaerah tidak terbakar kulit termasuk
telapak tangan, telapak kaki, dan perineum. Lesi tertentu dianggap prekursor
lesi melanom termasuk nevus diperoleh secara biasa nevus displastik, nevus kongenital,
dan nevus biru selular. Melanoma memiliki 2 fase pertumbuhan, radial dan vertikal.
Selama fase pertumbuhan radial sel-sel ganas tumbuh dalam mode radial pada
epidermis dengan waktu berlangsung, sebagian besar melanoma ke fase pertumbuhan
vertikal,di mana sel-sel ganas menginvasi dermis dan mengembangkan kemampuan
untuk bermetastasis.
2.7. Manifestasi
klinis
Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan
berpigmen pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar
sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang
berpigmen. Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh (metastase),
dimana akan terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. (Graham,
R. 2005).
Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar
peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit,
akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah
dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau tahun. (Graham, R. 2005)
Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh
kekuatan pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. (Suriadiredja,
2006). Beberapa penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan
hidup selama bertahun-tahun meskipun melanomanya telah menyebar. (Suriadiredja, 2006)
Tanda-tanda terbentuknya melanoma:
· Bintik atau tahi lalat berpigmen (terutama yang
berwarna hitam atau biru tua) yang semakin membesar
· Perubahan warna
pada tahi lalat, terutama pigmentasi merah, putih dan biru di kulit sekelilingnya
· Perubahan pada kulit diatas
bintik yang berpigmen, misalnya perubahan konsistensi atau bentuk
· Tanda-tanda
peradangan pada kulit di sekitar tahi lalat. (Graham, R. 2005)
Gejala
atau tanda yang patut di curigai sebagai tanda keganasan suatu lesi adalah
perubahan warna seperti lebih terang atau lebih gelap, gatal, perubahan bentuk
menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal,
pertumbuhan horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata, dan akhirnya
pembentukan tukak. Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.
Bentuk
dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena melanoma maligna
merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh, maka kemampuan untuk
mengenali keganasan dini perlu diperdalam. Lokalisasi dilaporkan terbanyak di
ekstremitas bawah, kemudian didaerah badan, kepala/leher, ektremitas atas,
kuku. Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini, sehingga
diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi
berpigmen baru atau adanya tahi lalat yang berubah, seperti: berpigmen, yaitu:
- perubahan dalam warna
- perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
- timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit)
- terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
- perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
- berkembangnya lesi satelit
- Akademi dermatologi Amerika menekankan pentingnya ABCD saat mengevaluasi setiap lesi berpigmen, yaitu Asimetri, Border irregularity, Color variegation, Diameter yang lebih dari 6 mm
2.8. Komplikasi
1.
Hipertensi.
Metastasis dalam waktu singkat tidak hanya melalui kelenjar limfe
regional tetapi juga melalui aliran darah sehingga menyebabkan hipertensi.
2.
Hypercholesterolemia.
Menderita kanker kulit karena kelainan pada genetikanya.
2.9. Pemeriksaan
Penunjang
Selain
biopsi dari dugaan lesi, laboratori dan tes diagnostik digunakan menentukan
keadaan tumor apakah telah metastase. Karena malignan melanoma dapat metastase
pada beberapa organ atau jaringan dari tubuh, dilakukan macam-macam tes.
a.
Tes laboratorium
1.
Tes fungsi liver untuk menentukan
keadaan tumor yang telah metastasis pada liver. Kombinasi dari elevasi LDH,
alkaline phosphatase, dan SGOT mempengaruhi liver.
2.
Menghitung jumlah darah yang dilakukan
untuk menentukan abnormalitas hematologi.
3.
Tes serum darah dilakukan untuk
mengindentifikasi elektrolit mineral yang abnormal).
b.
Tes diagnostik dapat meliputi juga
seperti ini:
1.
Biopsi lesi adalah hanya metode
definitif pada diagnosa malignan melanoma. Eksisi biopsy adalah prosedur
diagnostik dari pilihan karena dibawah ini lebih komplit histologic evaluasi
dan tingkat mikroskop. Biopsi tidak harus dilakukan jika terduga melanoma,
karena ketebalan dan dalamnya lesi tidak dapat di kaji, membuat keputusan
tentang prognosis dan pengobatan sangat sulit.
2.
CT–scan liver menentukan jika enzim hati
abnormal dan menentukan luasnya metastasis dari hati lebih akurat.
3.
X-ray dada dilakukan jika klien sulit
bernafas atau hemoptisis, dimana rangsangan paru-paru menjadi metastasis.
4.
Scan
tulang dilakukan untuk menentukan
metastatik karena tidak dapat menentukan nyeri tulang.
5.
CT
scan atau MQI dari otak yaitu menentukan
pengkajian dari metastasis jika klien sakit kepala, seizure, atau defisit
neurology.
6.
Biopsi
jaringan dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain dilakukan untuk
mengidentifikasi metastasis.
2.10. Penatalaksanaan
a.
Pembedahan
Eksisi dilakukan seluas
1 cm di luar tumor. Eksisi dengan menyertakan fasia profunda tidak mempengaruhi
prognosis, demikian juga di seksi getah bening regional pada tumor yang belum
menunjukkan tanda metastasis jauh.
b.
Perfusi
Setelah eksisi melanoma
di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi untuk pembertian sitostatik ajuvan.
Perfusi merupakan tindakan bedah yang agak besar sebab ekstremitas harus di
kosongkan dari peredaran darah sehingga harus di kerjakan dengan pompa pengatur
suhu dan oksigenator (mesin jantung paru).
c.
Imunologi
Melanoma memperlihatkan
reaksi yang tidak di mengerti yang di duga berdasarkan pengaruh imunologik.
Penggunaan vaksin sebagai terapi seperti vaksin BCG kadang menyebabkan regresi
parsial untuk waktu terbatas tetapi tidak mempengaruhi prignosis. Setelah
pembedahan perlu ditekankan pentingnya pengawasan berkala karena walaupun di
temukan pada derajat satu, kemungkinan kambuh cukup besar.
d.
Operasi
Eksisi
Breslow Thickness
|
Batas Eksisi
|
0.75 mm or less
|
1 cm
|
0.76 to 4.0 mm
|
2 cm
|
4.0 mm and greater
|
3 to 5 cm
|
e.
Diseksi
limfonodi
·
Lymphoscintigraphy
untuk mengidentifikasi cairan nodus.
f.
Kemoterapi
·
Topical
atau sistemik.
·
5-fluorouracil,
doxorubicin, atau cisplatin.
·
Mencegah
penyebaran tumor dan terkadang mengurangi gejala.
·
Tidak
dapat mengobati melanoma yang sudah metastasis.
·
Efek
samping : imunodefisiensi.
g.
Radioterapi
·
Menggunakan
energy tinggi dengan dosis rendah untuk melanoma dengan kedalaman yang
bervariasi.
·
Teletherapy
(external source), untuk terapi jangka panjang dan efektif sebagai paliatif.
·
Sebagai
terapi adjuvant.
h.
Imunoterapi
·
Non-spesifik
stimulan :
BCG, Corynebacterium parvum, levimasole.
·
Interferon
a-2b gives a 24% improvement in 5 YSR
·
Vaccines:
-
Viral
oncosylates
-
Gangliosides
2.11. Asuhan
Keperawatan Teoritis
1.
Pengkajian
Pengkajian
terhadap pasien melanoma maligna dilakukan berdasarkan riwayat pasien dan
gejalanya. Pasien ditanya khusus mengenai gejala pruritus, nyeri tekan, dan
rasa sakit yang bukan merupakan cirri khas nevus yang benigna. Pasien juga
ditanyakan mengenai perubahan pada nevus yang sudah ada sebelumnya atau
pertumbuhan lesi baru yang berpigmen. Orang-orang yang beresiko harus diperiksa
dengan cermat.
Smeltzer (2002) memberikan panduan tentang teknik
dalam melakukan inspeksi kulit untuk menemukan iregularitas dan perubahan pada
nevus. Tanda-tanda yang menunjukkan perubahan malignan mencakup berikut ini:
1.
Warna
yang bervariasi
a)
Warna
yang terdapat menunjukkan keganasan pada lesi yang coklat atau hitam adalah bayangan warna merah, putih dan biru.
Bayangan warna biru dianggap bisa mengkhawatirkan.
b) Daerah-daerah
putih dalam lesi yang berpigmen perlu dicurigai.
c)
Sebagian
melanoma maligna tidak memiliki warna yang bervariasi, tapi sebaliknya mempunyai warna yang seragam (hitam kebiruan,
kelabu kebiruan, merah kebiruan)
2.
Tepi
yang ireguler. Indentasi atau lekukan yang menyudut pada bagian tepi nevus
harus dicatat.
3.
Permukaan
yang ireguler
a)
Tonjolan
permukaan yang tidak merata (topografi ireguler) dapat teraba atau terlihat.
Perubahan pada permukaan bisa licin hingga seperti sisik.
b) Sebagian
melanoma noduler memiliki permukaan yang licin.
2. NCP
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Nyeri b.d tindakan eksisi
dan graf kulit
|
Tujuan :
Dalam waktu 1 x 24 jam
nyeri berkurang atau hilang atau teradaptasi.
Kriteria hasil :
- Secara subjektif
melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi,skala nyeri 0-1 (0 – 4).
- Dapat mengidentifikasi
aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
- Pasien tidak gelisah
|
- Kaji nyeri dengan
pendekatan PQRST.
- Kaji faktor yang
meningkatkan dan menurunkan respons nyeri pada melanoma.
- Jelaskan dan bantu pasien
dengan tindakan pereda nyeri non farmakologi dan noninvasif.
- Lakukan manejemen
keperawatan :
·
Atur posisi fisiologis dan imobilisasi eksremitas yang mengalami
selulitis.
·
Manejemen lingkungan : lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
·
Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.
- Kolaborasi dengan dokter,
pemberian analgetik
|
- Menjadi parameter dasar
untuk mengetahui sejauh mana intervensi yang diperlukan dan sebagai evaluasi
keberhasilan dari intervensi manajemen nyeri keperawatan.
- Pengangkatan melanoma
dengan pembedahan pada berbagai tempat yang berbeda-beda (kepala serta leher,
mata, batang tubuh, abdomen, eksremitas, system saraf pusat) akan menimbulkan
berbagai tantangan dengan mempertimbangkan pengangkatan melanoma primer.
- Pendekatan dengan
menggunakan relaksasi dan non farmakologi lainnya telah menunjukkan
keefektifan dalam mengurangi nyeri.
·
Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan O2 ke jaringan
yang mengalami peradangan subkutan.
·
Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan
pembatasan pengunjung akan membantu peningkatan kondisi O2.
·
Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal
dan mekanisme peningkatan produkdi endofin dan enkefalin yang dapat memblok
reseptor nyeri untuk tidak dikirim kan ke korteks serebri sehingga menurunkan
persepsi nyeri.
- Analgetik memblok lintasan
nyeri sehingga nyeri akan berkurang.
|
2.
|
Kecemasan dan depresi b.d
melanoma yang dapat membawa kematian dan menimbulkan cacat.
|
Tujuan :
Dalam waktu 1 x 24 jam
kecemasan pasien berkurang.
Kriteria hasil :
Pasien mengatakan
kecemasan berkurang mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab
atau faktor yang memengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, dan wajah
rileks.
|
- Kaji tanda verbal dan
nonverbal kecemasan, dampingi pasien
dan lakukan tindakan bila menunjukkan perilaku merusak.
- Hindari konfrontasi.
- Beri dukungan psikologis.
- Bina hubungan saling
percaya.
- Berikan kesempatan kepada
pasien untuk mengungkapkan ansietasnya.
- Berikan privasi untuk
pasien dan orang terdekat.
- Kolaborasi : Berikan anti
cemas sesuai indikasi, contohnya : diazepam.
|
- Reaksi verbal / nonverbal
dapat menunjukkan rasa agitasi, marah dan gelisah.
- Konfrontasi dapat
meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama, dan mungkin memperkambat
penyembuhan.
- Dukungan psikologis sangat
penting jika akan dilakukan pembedahan yang menimbulkan cacat. Dukungan ini
mencakup upaya membiarkan pasien untuk mengekspresikan perasaannya tentang
keseriusan neoplasma kulit, pengertian terhadap kekesalan serta depresi yang
diperlihatkan pasien, dan penyampaian kesan bahwa perawat dapat memahami
semua perasaan ini.
- Mereka harus didorong
untuk mengekspresikan perasaan terhadap seseorang yang mereka percayai untuk
mendengarkan keprihatinan mereka dan selalu siap untuk memberikan perawatan
yang terampil, serta penuh kehangatan merupakan intervensi yang penting untuk
mengurangi ansietas.
- Dapat menghilangkan
ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan.
- Memberikan waktu untuk
mengekspresikan, menghilangkan cemas dan perilaku adaptasi. Adanya keluarga
dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktivitas dan penglihatan
(misalnya : membaca) akan menurunkan perasaan terisolasi.
- Meningkatkan relaksasi dan
menurunkan kecemasan.
|
3.
|
Kurangnya pengetahuan
tentang tanda-tanda melanoma
|
Tujuan :
Terpenuhinya pengetahuan
pasien tentang kondisi penyakit.
Kriteria Hasil :
- Mengungkapkan pengertian
tentang proses infeksi, tindakan yang dibutuhkan dengan kemungkinan
komplikasi.
- Mengenal perubahan gaya
hidup / tingkah laku untuk mencegah terjadinya komplikasi.
|
- Beri penekanan akan pentingnya pengenalan
dini tanda- tanda melanoma.
- Identifikasi sumber –
sumber pendukung yang memungkinkan untuk mempertahankan perawatan dirumah
yang dibutuhkan.
- Ajarkan tentang tanda
tanda bahaya melanoma.
|
- Harapan yang terbesar
untuk mengendalikan penyakit terletak pada pendidikan pasien mengenai
pengenalan tanda – tanda dini melanoma. Pasien yang beresiko harus diajarkan
untuk memeriksa kulit dan data mereka sebulan sekali dengan cara yang
sistematis.
- Keterlibatan keluarga
terhadap cara – cara untuk mendeteksi melanoma akan meningkatkan resiko
metastasis yang lebih berat.
- Tanda bahaya melanoma
berikut ini : perubahan pada ukuran, warna, bentuk, atau garis bentuk nevus,
permukaan nevus atau kulit disekitar nevus.
|
2.12. Asuhan
Keperawatan Kasus
CASE SKENARIO II
Tn. K umur 55 tahun, pekerjaan petani,
dan sering kontak dengan sinar ultraviolet. Pada tanggal 15 maret 2014 datang
ke puskesmas putrid ayu dengan keluhan-keluhan kulit terasa gatal, nyeri
seperti terbakar didaerah abdomen kanan atas, tampak adanya lesi, bersisik dan
hiperpigmentasi yaitu bercak kehitaman dengan diameter 6cm. Pada tanggal 20
maret 2014 pasien dirujuk ke rumah sakit Abdul Manap. Dari hasil pemeriksaan inspeksi terlihat adanya
peningkatan melanosin di superficial kulit abdomen, palfebra kehitaman, dan
wajah terlihat pucat, pemeriksaan palpasi abdomen kuadran kanan atas teraba
keras massa sekitar 2cm. pasien menjelaskan sering merasakan mual, tidak nafsu
makan, sehingga berat badan menurun 3kg. Pemeriksaan penunjang biopsy lesi pada
tanggal 21 maret menunjukkan terjadinya lentigo maligna. Dari hasil
laboratorium didapatkan hasil Hb: 11 gr/dl, leukosit : 9103 /µl, SGPT 55 u/l,
SGOT 35 u/l. dari pemeriksaan vital sign : tekanan darah 150/80 mmHg, suhu 36o
C, N 110 x/ menit, RR 27x/menit. Pasien menjelaskan bahwa selama di rumah sakit
tidak bisa tidur karena lingkungannya sangat ramai, tidur malam hanya sekitar
4jam dan tidak pernah tidur siang. Pasien mengatakan mudah lelah saat melakukan
aktivitasnya sehingga tidak dapat melakukan aktivitas bertani lagi. Pasien
terpasang infuse RL dengan 30 TPM.
ASKEP
MELANOMA MALIGNA
1. PENGKAJIAN
A.
Identitas Klien
Nama
: Tn. K
Umur
: 55 tahun
Pekerjaan
: Petani
B.
Riwayat Penyakit
-
Keluhan Utama : Gatal dan Nyeri di daerah abdomen kanan atas.
-
Riwayat Penyakit Sekarang : Klien menjelaskan sering merasakan mual,
tidak nafsu makan, dan tidak bisa tidur selama di rumah sakit.
C.
Data Dasar Pengkajian Pasien
-
Aktivitas dan istirahat
·
Akitivitas : Pasien menyatakan mudah
lelah saat melakukan aktivitas sehingga tidak dapat melakukan aktivitas bertani
lagi. Hb: 11 gr/dl.
·
Istirahat : pasien menjelaskan bahwa
selama rumah sakit tidak bias tidur karena lingkungan sangat ramai, tidur malam
hanya sekitar 4 jam dan tidak pernah tidur siang. Palpebra kehitaman.
-
Kenyamanan
·
Pasien mengeluh terasa gatal, nyeri
seperti terbakar di daerah abdomen kanan atas.
-
Sirkulasi
·
Wajah pasien terlihat pucat dengan
tekanan darah 150/80 mmHg
-
Pernafasan
·
RR pasien meningkat yaitu 27 x/i
-
Makanan/ cairan
·
Pasien menjelaskan sering mual, tidak
nafsu makan sehingga berat badan menurun 3 kg. Pasien terpasang infuse RL
dengan 30 TPM.
D.
Pemeriksann Fisik
-
Pemeriksaan inspeksi terlihat adanya
peningkatan melanosin di superficial kulit abdomen, palpebra kehitaman, dan
wajah terlihat pucat.
-
Pemeriksaan palpasi abdomen kuadran
kanan atas teraba keras massa sekitar 2 cm.
E.
Vital Sign
TD normal (110/70-135/90 mmHg)
|
Nadi normal
(60-100 x/i)
|
RR normal
(16-24 x/i)
|
Suhu
(36,5-37,5 oC)
|
150/80 mmHg
|
110 x/i
|
27 x/i
|
36 oC
|
F.
Pemeriksaan Penunjang
-
21 maret 2014 : Biopsy lesi menunjukkan
terjadinya lentigo maligna
-
Hasil laboratorium 13 maret 2014 :
Hb normalpria (14-18 gr/dl)
|
Leukosit normaldewasa
(4000-10.000/mm3)
|
SGPT normal (5-41 u/l )
|
SGOT normal
( 5-40 u/l)
|
11 gr/dl
|
9103 µ/l
|
55 u/l
|
35 u/l
|
2.
ANALISA
DATA
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
1.
|
DS:
-
Klien
mengatakan kulit terasa gatal dan seperti terbakar di daerah abdomen atas.
DO :
-
Lesi
-
Pucat
|
Kerusakan kulit atau jaringan
|
Nyeri
|
2.
|
DS:
-
Klien
mengatakan sering merasa mual
-
Tidak nafsu
makan
DO:
-
BB turun 3kg
-
Pucat
|
Asupan nutrisi kurang adekuat
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
3.
|
DS: -
DO:
-
Bersisik
-
Hiperpigmentasi
-
Adanya lesi
|
Destruksi lapisan kulit
|
Kerusakan integritas kulit
|
4.
|
DS:
-
Klien
mengatakan selama dirumah sakit tidak bias tidur
-
Klien
mengatakan tidur malam hanya 4 jam
-
Klien
mengatakan tidak pernah tidur siang
-
Klien tidak
bias melakukan aktivitas bertani
-
Klien
menyatakan mudah lelah saat beraktivitas
DO:
-
Pucat
-
Hb: 11 gr/dl
|
Gangguan pola tidur
|
Intoleransi aktivitas
|
5
|
DS:
-
Pasien tidak
biasa tidur dirumah sakit, tidur malam hanya 4 jam dan tidak pernah tidur
siang
DO:
-
Pucat
-
Palpebra
kehitaman
|
Perubahan lingkungan
|
Pola tidur
|
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit
atau jaringan .
b.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi kurang
adekuat
c.
Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan destruksi lapisan kulit
d.
Intoletansi aktivitas yang berhubungan
dengan gangguan pola tidur
e.
Pola tidur yang berhubungan dengan
perubahan lingkungan
0 comments:
Post a Comment